Kamu...
Pertemuan pertama kita
terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak
lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu.
Ingatkah kamu, waktu itu aku hampir celaka? kamu ada di sana, aku ada
disana. Terluka...
Kini, aku hanya ingin
menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu
membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah
yang manis..
Mungkin kita adalah dua
sisi koin yang ditakdirkan berpasangan. Mungkin disaat seperti ini, kita
baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam,
Kala hening, Kala malam.
Jika rasa ini memang
nyata, maka ajari aku untuk tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap
berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir
Kamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi
berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika Cinta menjelma
menjadi satu definisi
PASTI!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar